RADICAL GRACE
Radical
Grace = Hyper Grace
Saat
ini kita hidup di suatu era dimana dunia terus berupaya menyajikan
kemudahan,kenyamanan, kepuasan dan ketentraman bagi manusia. Pada saat yang
sama, di dunia rohani telah berkembang suatu ajaran yang sama dengan karakter
tersebut.
APA
ITU RADICAL GRACE/HYPER GRACE ?.“Radical
Grace” ajaran kasih karunia yang mudah dicerna dan diterima logika, memberi
memotivasi dan inspirasi, berpandangan positif dengan menghindari segala hal
negatif yang bersifat memberatkan, menyengsarakan, menuduh, menghakimi dan
menuntut seseorang. Bagi jemaat awam tentu pengajaran ini mudah memikat mereka.
SIAPA
TOKOH RADICAL GRAGE/HYPER GRACE?.
Ajaran “kasih karunia” yang biasa disebut “Grace Revolution, Gospel Revolusion
atau pun Radical Grace “, dikembangkan dan dipopulerkan oleh Joseph Prince,
Gembala Senior di New Creation Church, Singapura.
REFERENSI
KEPENULISAN. Buku “Destined to Reign”
(Ditakdirkan untuk Berkuasa) menjadi acuan artikel ini adalah salah satu
bukunya yang terkenal membahas pemahaman tersebut. Pada saat buku ini ditulis
tahun 2007 jumlah jemaatnya mencapai sekitar 19.000-an jiwa , sekarang
diperkirakan mencapai 30.000-an jiwa.
Sedangkan
“Hyper Grace” adalah meminjam istilah yang dimunculkan oleh Dr Michael Brown
dalam bukunya “Hyper-Grace: Exposing the Dangers of the Modern Grace Message
(2014).” Buku ini menanggapi dan mengkritik ajaran kasih karunia “Grace
Revolution“ yang menurutnya kacau, melebihi dan melenceng dari apa yang
diajarkan oleh Alkitab. (Tulisan ini disajikan secara populer dan tidak
membahas secara khusus buku Dr.Michael Brown).
A.
AJARAN RADICAL GRACE/HYPER GRACE. Secara
keseluruhan “radical grace “ yang banyak diurai dalam buku “Destined to Reign”
(sebagai kutipan selanjutnya di singkat DTR) membahas tentang “keselamatan
adalah kasih karunia dan dampak kasih karunia bagi kehidupan orang percaya”
dengan muatan-muatan ajaran sebagai berikut :
1.Kasih
karunia bersifat semua dan selamanya.Konsep
dasar kasih karunia “radical grace“ di dasarkan pada kata “segala dan
selama-lamanya“ yang ada di Kolose 2:13 dan Ibrani 10:14. Kolose 2:13 Kamu
juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat
secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia
mengampuni segala pelanggaran kita. Ibrani 10:14 Sebab oleh satu korban saja Ia
telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.
Berdasarkan
ayat-ayat itu, “radical grace“ mengajarkan bahwa kasih karunia bagi penebusan
dosa bersifat semua dan selamanya, yang berarti setiap orang yang percaya
kepada Tuhan Yesus, maka semua dosanya sudah diampuni. Baik dosa keturunan,
dosa yang diperbuat di masa lalu, dosa yang diperbuatnya saat ini dan dosa yang
belum diperbuatnya di masa akan datang.
AJARAN
JOSEPH PRINCE TENTANG DOSA. Joseph
Prince mengatakan,” Semua dosa anda – di masa lalu, masa kini, dan masa depan –
sudah dibasuh oleh darah-Nya yang kudus. Anda sepenuhnya diampuni saat Anda
menerima Yesus ke dalam hidup Anda. Anda tidak pernah lagi dianggap bertanggung
jawab atas dosa-dosa Anda. Anda telah dibenarkan sama seperti Yesus bukan
karena tingkah laku Anda sendiri, melainkan iman kepada-Nya dan karya-Nya yang
sempurna di kayu salib (DTR, hal.2.).”
Melalui
konsep dasar ini kemudian dibangunlah pemahaman-pemahaman lain yang sebenarnya
juga lahir atau merupakan konsekuensi logis dari apa yang diyakininya tersebut
:
a.Orang
percaya tidak perlu bertanggungjawab dan minta ampun atas dosanya sekarang.Ajaran “radical grace “ menyebutkan bahwa orang percaya
tidak perlu lagi bertanggung jawab atas dosa-dosanya yang diperbuatnya sekarang
dan meminta ampun karena secara otomatis sudah diampuni, ”Kita tidak perlu
mengakui dosa-dosa kita supaya kita diampuni.
Kita
mengakui dosa-dosa kita karena kita sudah diampuni. Jika saya mengatakan “
mengakui dosa-dosa kita “, saya sedang berbicara tentang bersikap terbuka
kepada Tuhan. Saya tidak pergi ke hadirat-Nya untuk memohon pengampunan. Tidak,
berbicara kepada-Nya karena saya mengetahui bahwa saya sudah diampuni ( DTR,
hal.101-102).”
b
.Orang percaya tidak perlu mengoreksi diri atas dosanya.Orang percaya juga tidak perlu mengoreksi diri, menyadari
dosanya, bahkan kalau ada suara hati dan pikiran yang menunjukkan dosanya, itu
dianggap suara dari iblis, karena dosa orang percaya sudah diampuni. Joseph
Prince mengajarkan,”Strategi iblis adalah membuat Anda merasa tidak layak untuk
memasuki hadirat Tuhan.
Ia
akan membanjiri Anda dengan pemikiran-pemikiran penghakiman dengan menuduh Anda
tidak layak karena mempunyai pikiran-pikiran yang salah atau mengatakan
kata-kata kasar terhadap seseorang. Ia akan memberikan Anda 1001 macam alasan
mengapa Anda tidak layak untuk menerima berkat-berkat Tuhan. Namun, sebenarnya
apa pun perasaan salah Anda atau kebiasaan buruk yang telah menundukkan Anda,
darah Yesus menjaga Anda tetap bersih. Darah Yesus membuat Anda layak mempunyai
akses terus-menerus kepada Tuhan Yang Mahatinggi. Karena Anda berada di bawah
air terjun pengampunan ini, setiap doa yang Anda panjatkan sangat bermanfaat
(DTR, hal.112).”
c.
Roh Kudus tidak pernah menegur orang percaya.Pengajaran
“radical grace “ menyebutkan bahwa,” Roh Kudus tidak pernah menegur anda tentang
dosa-dosa anda. Ia tidak pernah menunjukkan kesalahan anda. Saya menantang anda
untuk menemukan ayat dalam Alkitab yang memberitahukan Anda bahwa Roh Kudus
telah menegur tentang dosa-dosa Anda. Anda tidak akan pernah menemukannya !
(DTR,hal. 132)”.
d.Orang
percaya tidak bisa melakukan dosa yang tidak bisa diampuni.“Radical grace “ mengajarkan bahwa orang percaya tidak bisa
melakukan apa yang disebut dosa yang tidak bisa diampuni, karena semua dosanya
sudah diampuni,”Perkenankan saya menyatakan sekali dan untuk selamanya bahwa
tidak ada dosa yang dilakukan orang Kristen yang tidak dapat diampuni. Saat
anda mengerti mengapa Tuhan mengutus Roh Kudus, Anda akan menyadari bahwa dosa
yang tidak dapat diampuni adalah menolak Yesus secara konsisten ! (DTR,
hal.89). Karena itu menghujat Roh Kudus berarti secara konsisten menolak
pribadi Kristus yang Roh Kudus saksikan (DTR.hal.89).”
2.Kasih
karunia adalah pribadi Yesus sendiri.Menurut
pengajaran “radical grace “ kasih karunia itu adalah pribadi yaitu Tuhan Yesus
sendiri,” Kasih karunia bukan suatu teologi. Itu bukan suatu topik yang
dibicarakan. Itu bukan suatu dokrin. Itu adalah suatu Pribadi dan nama-Nya
adalah Yesus. Itulah sebabnya Tuhan ingin anda menerima kelimpahan kasih
karunia karena mempunyai kelimpahan kasih karunia adalah mempunyai kelimpahan
Yesus ! (DTR, hal.24).”
3.Kasih
karunia itu dimulai dari ketika Tuhan Yesus disalib.Bagi kaum “radical grace“ kasih karunia itu dimulai dari
ketika Tuhan Yesus di salib,” Mereka tidak menyadari bahkan beberapa perkataan
yang Yesus ucapkan dalam keempat Injil adalah bagian dari Perjanjian Lama.
Semua itu diucapkan sebelum salib. Perjanjian Baru dimulai baru setelah salib,
saat Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta ( DTR, hal.90).”
4.
Iman tidak timbul hanya dari mendengarkan Firman Tuhan.Mengenai iman timbul dari mendengarkan Firman Tuhan,
Radikal Grace meyakini bahwa,” Iman tidak timbul hanya dari mendengarkan Firman
Tuhan karena Firman Tuhan akan meliputi segala sesuatu dalam Alkitab, termasuk
hukum Taurat Musa.
Tidak
ada pemberian iman saat anda mendengarkan Sepuluh Perintah Allah diberitakan.
Iman timbul hanya dari mendengarkan Firman Kristus. Ini tidak berarti bahwa
anda seharusnya hanya mendengarkan khotbah dari bagian-bagian Alkitab anda yang
ditulis dengan huruf berwarna merah, yang menandakan bahwa Yesuslah yang
mengucapkannya.
Lagi
pula, menuliskan apa yang Yesus ucapkan dalam Alkitab dengan huruf merah
hanyalah kebiasaan manusia. Mendengarkan Firman Kristus adalah mendengarkan
pemberitaan dan pengajaran yang telah disaring melalui Perjanjian Baru kasih
karunia dan karya Yesus yang sempurna (DTR, hal. 73).”
.5.Segala
sesuatu harus baik. Allah itu baik, maka segala sesuatu yang berasal
dari-Nya tidak ada kesan yang tidak baik,“ Salah satu ajaran paling jahat yang
pernah saya dengar adalah bahwa Tuhan akan mendidik anak-anak-Nya dengan
menggunakan penyakit, wabah, kecelakaan, dan tragedy (DTR, hal.60-61)”;
“Marilah kita mulai mengharapkan yang baik dari Tuhan. Tolaklah apa pun yang bahkan
secara halus mengesankan bahwa Tuhan marah kepada Anda, dan akan mendisiplinkan
anda dengan penyakit dan kecelakaan jika anda gagal! (DTR, hal.67)”.
B.Pembahasan “Radical Grace” adalah “Hyper Grace.”Apa yang diajarkan
oleh “radical grace” adalah “hyper grace,” dianggap sebagai “hiper grace”
karena ajaran kasih karunia yang radikal ini melampaui, melebihi, bahkan
bertentangan dengan apa yang dikatakan dan diajarkan Alkitab. Berikut ini
beberapa pengoreksian dari ketidakbenaran dari apa yang diajarkan oleh “radical
grace “:
1.”Radikal
grace” mencampur - adukan antara keselamatan dan hidup dalam keselamatan.Secara esensi ada perbedaan antara keselamatan dan hidup di
dalam keselamatan. Di dalam Efesus 2:8 dikatakan,” Sebab karena kasih karunia
kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
kemudian Filipi 2:12 : “ Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa
taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, ……..”
Kejatuhan
Adam dan Hawa dalam dosa, membuat manusia dengan dirinya sendiri, upayanya
sendiri tidak bisa selamat, hanya oleh anugerah yang diberikan Allah melalui
kematian Kristus di kayu salib maka manusia bisa selamat.Manusia yang berdosa
ditebus dan dibenarkan, hal ini biasa disebut proses pembenaran
(Justification).Pada saat inilah orang yang ditebus dari dosa itu memiliki
status sebagai orang yang dibenarkan atau orang percaya.
Status
ini memang bersifat ditebus dan dibenarkan dari dosa keturunan, masa lalu, masa
sekarang dan akan datang. Namun, memiliki status sebagai orang yang dibenarkan
bukan berarti kehilangan kebebasan pribadi sebagai manusia yang
bertanggung-jawab.
Setelah
melalui proses ”justification” orang percaya pada saat yang sama dan ke
depannya, menjalani proses pemurnian atau pengukudusan (sanctification). Proses
ini terjadi di dalam kehidupan orang percaya atau hidup di dalam keselamatan.
Sebagai gambar dan rupa Allah orang percaya terus disempurnakan dan dimurnikan
semakin lama-semakin memiliki sifat dan karakter seperti Kristus.Pada proses
pengudusan di dalam mengerjakan keselamatan ini, orang percaya melibatkan
tanggungjawabnya sebagai manusia yang memiliki kehendak bebas.
DI
DALAM KESELAMATAN : Di sinilah peran kasih karunia itu
berbeda. Kalau di dalam keselamatan kasih karunia diberikan bukan karena
perbuatan baik manusia.
DI DALAM KEHIDUPAN KESELAMATAN : orang percaya terus meminta kasih karunia Allah agar tetap hidup sebagai orang percaya. Bukan lagi untuk menebus dosa keturunan, tetapi bagaimana terus hidup dalam kasih karunia keselamatan.
DI DALAM KEHIDUPAN KESELAMATAN : orang percaya terus meminta kasih karunia Allah agar tetap hidup sebagai orang percaya. Bukan lagi untuk menebus dosa keturunan, tetapi bagaimana terus hidup dalam kasih karunia keselamatan.
Hidup
sebagai umat Allah terjadi proses interaksi,komunikasi, dan persekutuan lewat
kehadiran Allah dalam hidup orang percaya yaitu melalui ibadah, mendengarkan
Firman Tuhan, dan relasi pribadi dengan Allah melalui doa-doa pribadi. Di dalam
hubungan inilah dengan sikap hormat dan takut dalam iman percaya kepada Tuhan,
Allah melalui Roh Kudus bekerja dalam kehidupan orang percaya.
Pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya meliputi : Memimpin ke dalam
seluruh kebenaran (Yoh.16:13). Membawa ke dalam seluruh kebenaran bukan berarti
hanya mengingatkan bahwa orang percaya secara status sudah benar, sehingga
secara otomatis tanpa minta ampun sudah benar, tetapi termasuk di dalamnya
mengingatkan kalau kita tanpa sadar atau dengan kesadaran telah berbuat dosa.
Roh Kudus bekerja di dalam diri orang percaya.
Secara
menyeluruh di dalam hubungan Allah dengan orang percaya dalam kehidupan
keselamatan sebagai proses pengudusan, karya Roh Kudus dan tanggung jawab orang
percaya meliputi antara lain : Penolong yang menyertai (Yohanes 14:16), berdiam
di dalam hati orang percaya (Roma 8:9; 1 Korintus 6:19, 2; 12:13), mengingatkan
manusia kepada semua yang Yesus pernah katakan dan ajarkan (Yohanes 15:26; 1
Korintus 12:3) dan masih banyak lagi lainnya.
Pada
prinsipnya, ketiga Pribadi Tritunggal (Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh
Kudus) akan bekerja bagaimana orang percaya hidup sesuai dengan kehendak-Nya,
termasuk di dalamnya menegur, menasehati, mengajar, bahkan kadangkala
mengijinkan masalah terjadi supaya kita percaya dan kembali kepada Allah.
Sedangkan
tanggung-jawab orang percaya adalah meresponi kasih karunia Allah di dalam
keselamatan dengan melakukan apa yang manusia bisa lakukan. Di seluruh Alkitab
di dalam PL dan PB kita menemukan kata dan kalimat yang berisi larangan,
ajuran, teguran, nasehat, peringatan dan lain-lain yang menunjukkan supaya kita
menjalani dan melakukan segala sesuatu di dalam hidup ini sebagai orang percaya.
Bahkan di dalam kebebasannya orang percaya juga bisa hidup menurut kedagingan,
melawan Allah dan menghujat Roh Kudus.
Pada
prinsipnya di dalam kehidupan menjalankan keselamatan sebagai proses pemurnian,
kita terus meminta kasih karunia Allah agar tetap ada di dalam kehendak-Nya,
dengan diberi kekuatan dan hikmat Allah dalam menjalankan Firman Tuhan.Hal lain
yang perlu dipahami dari ajaran “radical grace” sebagai ‘hyper grace” adalah
meskipun memang kasih karunia keselamatan berdampak pada kehidupan orang
percaya, namun tidak pada tempatnya menyeret pesan Alkitab tidak sesuai dengan
konteks dan tujuannya.
Hal
ini menimbulkan kebingunan dan tidak utuh, bahkan kesalahan fatal. “Radical
grace” mengajarkan Tuhan ingin kita berhenti berusaha mengupayakan
keberhasilan, dan mulai menerima kemurahan berkat-berkat dan kesembuhan yang
Yesus capai di kayu salib.
Saat
Ia digantung pada kayu salip sekitar 2.000 tahun yang lalu. Ia berseru dengan
suara nyaring, Sudah selesai ! Segala sesuatu yang anda dan saya perlu untuk
berkuasa dalam hidup kita sudah dicapai Yesus di kayu salib demi kita. Itulah
sebabnya mengapa kita menyebut apa yang Yesus lakukan dikayu salib “ Karya-Nya
yang Sempurna !” Ia menyelesaikannya. Ia melengkapinya. Itu sudah diselesaikan
!(DTR, hal.5).
Memang benar bahwa segala berkat kita datangnya dari Tuhan dan itu merupakan
kasih karunia, tetapi pesan salib yang utama adalah untuk keselamatan itu
sendiri, bukan untuk hal praktis dalam kehidupan orang percaya. Keselamatan
tidak ada kontribusi manusia, sedangkan mencapai keberhasilan, dan
berkat-berkat-Nya kita harus beriman dan bekerja. Sudah selesai itu berbicara
esensi yaitu keselamatan, dosamu sudah dibayar lunas.
2.Kasih
karunia bukan pribadi. Kasih
karunia adalah bagian dari sifat Allah, bukan pribadi atau Tuhan Yesus sendiri.
Tuhan Yesus bisa dikatakan wujud atau ungkapan dari kasih karunia Allah untuk
menebus dosa manusia. Ciri-ciri dari pribadi diantaranya memiliki
pengetahuan,perasaan, bisa berbicara atau berkomunikasi, kasih karunia tidak
bisa seperti itu.
Alkitab
tidak pernah sama sekali menunjukkan secara tertulis atau pun tidak tertulis
bahwa kasih karunia itu pribadi. Alkitab tidak pernah mengajarkan untuk
menyembah, memuji dan meninggikan kasih karunia. Kalau mempercayai kasih
karunia untuk keselamatan dan hidup di dalam kasih karunia itu semua tidak
terlepas sebagai kasih karunia Allah Tritunggal. Allah Tritunggal-lah sebagai
pribadi yang kita sembah dan percayai yang memberikan kasih karunia-Nya kepada
setiap orang yang percaya kepadanya.
3.Kasih
karunia itu dimulai ketika Kristus datang ke dunia.Ketika Kristus datang ke dalam dunia dan mengajarkan
kebenaran, sesungguhnya Tuhan sudah memberikan kasih karunia keselamatan. Siapa
yang percaya kepada-Nya mereka akan diselamatkan, mereka diselamatkan bukan
karena perbuatan baik mereka tetapi karena mereka percaya. Dia berkuasa
mengampuni dosa (Mrk 2:10). Karena imannya orang lumpuh diampuni dosanya
(Mat_9:2). Karena imannya salah satu penjahat yang disalib bersama Yesus diselamatkan
(Luk 23:43). Semua terjadi sebelum peristiwa salib.
Salib
sendiri merupakan peristiwa demonstrasi kasih Allah kepada manusia, bahwa Anak
Domba harus mati menumpahkan darah-Nya bagi penebusan dosa manusia. Pada saat
Tuhan Yesus disalib maka penggenapan Perjanjian Lama terjadi. Segala bentuk
ritual, kehidupan agamawi dan masa hukum Taurat diganti dengan era baru dengan
zaman kasih karunia. Melalui salib, Tuhan menyelesaikan pekerjaan-Nya di bumi
dan memproklamirkan kemenangan Kristus atas dosa dan kuasa iblis.
4.
Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Firman Tuhan.Alkitab menyatakan dengan jelas di dalam 2 Timotius 3:15-16
“ Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat
memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada
Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk
mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran”. Bahwa semua yang tertulis di dalam Kitab Suci
merupakan ilham Allah, sehinga mulai dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
adalah Firman Allah.
Memisahkan Firman Tuhan dengan Firman Kristus, menunjukkan ketidak- pahaman tentang Firman Tuhan dan suatu bentuk penyimpangan. Memang benar bahwa seluruh isi Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu harus dilihat dalam terang kasih karunia Kristus, namun bahwa semua yang kita lakukan tidak menyelamatkan kita, karena kita diselamatkan oleh anugerah Allah. Bahwa hidup kita harus terus di dalam kasih karunia Allah, yaitu di dalam terang Firman Allah.
5.Baik
tidak selalu enak dan nyaman.Berpikir
positif baik, tetapi yang tidak baik bukan berarti tidak positif. Berpikir
bahwa Allah itu baik maka yang keluar dari yang baik itu tidak selalu yang
enak. Orang minum jamu, disuntik, menjalankan segala bentuk terapi, dididik,
dilatih itu semua tidak enak, tetapi itu semua positif dan baik karena
menghasilkan sesuatu yang baik.
Begitu
juga yang terjadi dalam karya kasih karunia Kristus, begitu juga yang terjadi
bagi orang percaya dalam mengikut Kristus. Menjalankan Firman Tuhan itu tidak
selalu enak, memberitakan Firman Tuhan itu tidak selalu enak, menjadi orang
Kristen itu tidak selalu enak. Murid-murid Tuhan Yesus banyak yang harus jadi
martir.
Tuhan
juga mengijinkan pencobaan-pencobaan supaya kita tahan uji, iman kita menjadi
murni, dan lain-lain. Yak 1:12 “Berbahagialah orang yang bertahan dalam
pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan
yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia”.
Mengikut
Kristus bukan enak tidak enak, tetapi apakah semuanya sesuai dengan
kehendak-Nya, sesuai dengan kasih karunia-Nya. Matius 16:24 Lalu Yesus berkata
kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
RADICAL
GRACE BUKAN CALVINIS DAN SEBALIKNYA.
Ada kecenderungan menghubungkan ajaran “Radical Grace” dengan pemahaman Calvinis.
Perlu digaris-bawahi bahwa dua ajaran ini sangat berbeda, tidak sama dan tidak
berhubungan. Pemikiran dasar yang melatar belakangi, metode penafsiran, melihat
Alkitab dan teologi yang dibangun juga sangat berbeda. Jadi “Radical Grace”
bukan bagian dari Calvinis demikian juga sebaliknya. [Pdt.Nicodemus Yuliastomo.
M.Th - Gembala GBI HOPE Makassar – Sulawesi Selatan].