Apakah Mematuhi Hukum Taurat akan Memberikan Saya Kemenangan atas Dosa?
Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa,
karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.
(Rom 6:14)
Hukum Taurat mengendalikan kita dan menahan kita di
bawah kekuasaannya sampai tiba saatnya ketika kita memiliki iman. Pada
kenyataannya, hukum seharusnya menjadi guru kita sampai kita menaruh iman kita
dalam Yesus. Tapi sekarang karena kita telah menempatkan iman kita dalam Yesus,
kita tidak perlu guru ini (hukum Taurat) lagi:
Sebelum iman itu datang kita berada di bawah
pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan. Jadi
hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita
dibenarkan karena iman. Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak
berada lagi di bawah pengawasan penuntun. (Gal 3:23-25) ≈ Sebelum tiba waktunya
untuk percaya kepada Kristus, kita dijaga ketat oleh hukum agama; kita seperti
dikurung sampai iman itu dinyatakan. Dengan demikian, hukum agama menjadi
sebagai pengawas kita sampai Kristus datang untuk membuat kita berbaik kembali
dengan Allah karena kita percaya kepada Kristus. Sekarang, karena sudah
waktunya manusia dapat percaya kepada Kristus, maka kita tidak lagi diawasi
oleh hukum agama. (Gal 3: 23-25, BIS)
Hukum menuntut bahwa kita menjalani suatu kehidupan
yang suci sempurna 100% sepanjang waktu. Kegagalan untuk mematuhinya akan
mengakibatkan hukuman dan kematian. Persyaratan-persyaratan ini tidak akan
pernah berubah. Hukum Taurat adalah demikian itu dan kasih karunia tidak dapat
mengubah pikiran hukum itu. Satu-satunya cara untuk keluar dari bawah hukum
adalah untuk mati terhadap hukum.
Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati
bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik (NKJV:
dinikahi) orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara
orang mati, agar kita berbuah bagi Allah. (Rom 7:4)
Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum
Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. (Gal 2:19) ≈ Tetapi saya sudah mati
terhadap hukum agama — dimatikan oleh hukum itu sendiri — supaya saya dapat hidup untuk Allah. Saya
sudah disalibkan bersama Kristus. (Gal 2:19, BIS)
Mencoba untuk mematuhi hukum Taurat hanya akan
berakhir dengan melanggar hukum Taurat, karena tidak ada seorangpun di muka
bumi yang dapat mematuhi hukum itu 100% sepanjang waktu. Tak seorang pun bisa,
kecuali Yesus Kristus. Rahmat juga tidak memungkinkan kita untuk menaati hukum
Taurat. Sebaliknya rahmat memungkinkan kita untuk hidup dan makan dari
kehidupan Allah yang untuknya Dia telah membuat kita menjadi pengambil bagian,
memenuhi kita dengan Roh Kudus-Nya yang perkasa. Setiap perbuatan baik yang
mengalir dari kita sebagai hasil dari ini hanyalah buah dari Roh di dalam diri
kita, sehingga kita benar-benar tidak punya apapun untuk membual / memegahkan
diri.
Alkitab mengatakan kuasa dosa adalah hukum Taurat,
karena hanya melalui hukum Taurat kita mengetahui apa itu dosa. Hukum Tauratlah
yang menghidupkan dosa!
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan?
Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum
Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan
(NKJV: ≈ketamakan), kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan
mengingini!" Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk
membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat
dosa mati. Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang
perintah itu, dosa mulai hidup, sebaliknya aku mati. Dan perintah yang
seharusnya membawa kepada hidup,
ternyata bagiku justru
membawa kepada kematian.
(Rom 7:7-10, penjelasan penerjemahan
ditambahkan)
Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran
menjadi semakin banyak (Rom 5:20a)
Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum
Taurat. (1 Kor 15:56) ≈ Bisa maut ialah dosa, dan dosa menjalankan peranannya
melalui hukum agama. (1 Kor 15:56, BIS)
Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di
hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum
Taurat orang mengenal dosa. (Rm 3:20) ≈ Sebab tidak seorang pun dimungkinkan
berbaik dengan Allah oleh karena orang itu melakukan hal-hal yang terdapat
dalam hukum agama. Sebaliknya hukum itu cuma menunjukkan kepada manusia bahwa
manusia berdosa. (Rom 3:20, BIS)
Tapi bagaimana kemudian kita seharusnya hidup dalam
ketaatan? Jika kita tidak memiliki standar untuk mengukur kinerja kita,
bagaimana kita bisa tahu bahwa kita benar-benar mentaati Allah? Jawabannya
lebih sederhana dari pada yang kita dapat berpikir: Dengan hanya percaya pada
Yesus dan kemenangan yang Dia telah peroleh bagi kita.
Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan
dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. (1 Yoh 5:4)
Melalui imanlah kita menyenangkan Tuhan, bukan
dengan mencoba untuk hidup lebih suci:
Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan
kepada Allah. (Ibr 11:6a) ≈ Tanpa beriman, tidak seorang pun dapat menyenangkan
hati Allah. (Ibr 11:6a, BIS)
Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman … (Gal
3:12a) ≈ Tetapi hukum agama tidak didasarkan atas iman. (Gal 3:12a BIS)
Dengan menggabungkan kedua ayat terakhir kita
melihat bahwa kita tidak dapat menyenangkan Tuhan dengan mencoba untuk hidup
sesuai dengan hukum Taurat.
Sekarang kita
juga mungkin bertanya:
"Lalu apa yang kita
seharusnya lakukan? Apakah Tuhan tidak mengharapkan kita untuk melakukan
sesuatu? " Ada beberapa orang yang bertanya kepada Yesus pertanyaan yang
sama persis:
Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang
harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki
Allah?" Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki
Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."
(Yoh 6:28-29)
Iman kita digerakkan ketika kita menikmati waktu
dalam hadirat Allah dan memiliki pertemuan supranatural dengan-Nya, ketika
kita menyembah Dia, ketika kita
mengalami pemenuhan melihat
surga berciuman dengan bumi,
ketika kita menerima wahyu yang memperbaharui pikiran kita dan ketika kami
mendengar Dia berbicara kepada kita:
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran
oleh (NKJV: terhadap) firman Kristus. (Rom 10:17, penjelasan penerjemahan dan
penekanan ditambahkan)
Ketika
kita mengalami hal-hal
ini, hasil alamiahnya
akan berupa kemenangan atas dosa,
perbuatan- perbuatan baik dan gaya hidup yang kudus yang dimotivasi oleh
kasih kepada Allah. Itulah mengapa itu disebut "buah" Roh.
Yesus Mengkhotbahkan Hukum
Yesus berbicara banyak tentang hukum Taurat hanya
kepada orang-orang yang dengan berat berada di bawah pengaruh hukum Taurat. Dia
tidak mendorong mereka untuk lebih mengupayakan dan mematuhi hukum Taurat,
melainkan Ia menunjukkan kepada mereka bahwa mereka adalah orang-orang munafik
karena mengajar orang lain untuk menaati semua hukum sementara mereka sendiri
juga tidak bisa melakukannya.
Dalam Lukas 18 seorang penguasa muda yang kaya
bertanya kepada Yesus apa yang harus dia lakukan untuk memperoleh hidup yang
kekal. Inilah kesalahan pertama pria itu. Dia ingin melakukan sesuatu untuk
memperoleh hidup yang kekal, percaya ia bisa mendapatkannya. Yesus, menyadari
bahwa orang ini sangat bergantung pada ketaatan hukum untuk keselamatannya,
menjawab:
Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah:
Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi
dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu." Kata orang [penguasa muda yang kaya]
itu: "Semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." Mendengar itu Yesus
berkata kepadanya: "Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan:
juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang
miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan
ikutlah Aku." Ketika orang itu mendengar perkataan itu, ia menjadi amat
sedih, sebab ia sangat kaya. (Luk 18:20-23, penjelasan ditambahkan)
Yesus hanya menunjukkan kepada orang itu bahwa
bagaimanapun baiknya dia pikir dia telah menaati hukum Taurat, ia akan selalu
gagal. Hukum Taurat akan selalu memberitahu kita bahwa yang kita lakukan belum
cukup, bahwa kita perlu mencapai lebih lagi; menjadi lebih suci lagi dan tampil
lebih baik lagi. Mencoba untuk mematuhi hukum Taurat tidak akan pernah
memberikan orang kemenangan atas dosa - itu akan hanya menunjukkan kepada
mereka seberapa jauh mereka gagal. Tapi puji bagi Allah, ada satu orang yang
telah melakukan itu semua atas nama kita: Yesus Kristus!
Ayat kunci kita untuk bab ini menyiratkan bahwa
selama kita mencoba untuk hidup di bawah hukum Taurat, dosa akan menguasai
kita.
Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa,
karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.
(Rom 6:14)
Namun ketika kita keluar dari bawah hukum Taurat,
menyadari bahwa sekarang ada cara yang lebih baik untuk hidup, yaitu dengan
iman, kita dimampukan untuk mencapai kemenangan atas semua kebiasaan buruk dan
kesalahan yang kita terus buat ketika tinggal di bawah hukum Taurat. Sekarang
itu sungguh penuh kuasa, bukan?