Apakah Umat Kristen Harus Bertobat?
Jawabannya adalah dengan mantap "YA"!
Namun kata "bertobat" berarti sesuatu yang sama sekali berbeda dari
pada apa yang banyak orang Kristen pahami zaman ini. Bill Johnson dari Bethel
Church1 di Redding, California, sudah sering menjelaskan pertobatan dalam
pandangannya sendiri sebagai berikut: Re berarti "lagi" atau
"kembali ke". Pent berarti paling atas (seperti penthouse). Jadi
gabungan ini berarti "kembali ke paling atas". Ini berarti bahwa
ketika kita membuat kesalahan, semua yang kita perlu lakukan adalah mengubah
pikiran kita saja dan kembali ke pikiran Allah terhadap kita. Dan apakah
pikiran-pikiran Allah? Cinta tanpa syarat dan penerimaan karena Yesus telah
membayar harga penuh atas nama kita.
Mari kita berjalan bersama-sama dan berusaha
menjinakkan bom yang telah dibuat dari kata ini oleh gereja modern.
Kata Yunani yang sebenarnya untuk pertobatan,
Μετάνοια (met-an'-oy-ah), menunjukkan suatu perubahan sederhana pada pikiran
yang mengakibatkan suatu perubahan perilaku lahiriah. Namun tidak berarti bahwa
kita perlu terus mengingatkan diri dari kesalahan kita dan mencoba untuk
berhenti melakukan perbuatan ini atau itu. Melakukan hal ini hanya akan
mengubahnya menjadi suatu program manajemen dosa, yaitu persis ke dalam apa
seluruh hidup banyak orang Kristen telah berubah. Tidak, perilaku baik adalah
hasil dari perubahan dari dalam
ke luar dan
bukan sesuatu yang
kita lakukan dalam
rangka mencoba untuk diubahkan.
Pertobatan memiliki implikasi yang berbeda bagi
orang percaya daripada bagi yang tidak percaya. Pada dasarnya itu
terjadi begini: Ketika seorang
Kristen diperintahkan untuk bertobat, itu
berarti mengubah pemikiran mereka
tentang posisi mereka dalam Kristus,
atau mengubah teologi mereka untuk sejalan dengan kebenaran-kebenaran bahwa
mereka telah selamanya diampuni, dibenarkan, dibenarkan, dll.
Setiap kali seorang belum percaya diperintahkan untuk
bertobat, itu berarti mereka perlu mengubah pemikiran mereka tentang apa
yang arti Yesus bagi mereka dan datang ke
tempat di mana mereka mengakui
bahwa mereka membutuhkan-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka.
Mari kita lihat beberapa beberap contoh di mana
kata "bertobat" atau "pertobatan" digunakan di Wasiat Baru.
Alkitab adalah surat cinta Allah kepada anak-anak-Nya. Mari kita keluarkan
sengat dari kata "pertobatan" zaman ini dan melihat keindahannya yang
sebenarnya.
Contoh 1
Sebelum salib, Yesus dan Yohanes Pembaptis
memberitahu orang-orang untuk bertobat dan dibaptiskan, tetapi mereka berdua
berkhotbah di bawah Akad Lama kepada orang-orang yang masih berada di bawah
hukum Taurat (ingat Akad Baru dimulai nanti setelah salib). Baptisan Yohanes
adalah baptisan pertobatan, menunjuk orang-orang yang tidak percaya kepada
Yesus:
Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah
pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak,
bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu
Yesus." (Kis 19:4) ≈ Lalu Paulus berkata, "Yohanes membaptis dengan
baptisan pertobatan, sambil mengatakan kepada orang-orang itu bahwa mereka
harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu kepada Kristus
Yesus". (Kis 19:04, terjemahan NKJV)
Contoh 2
Jadi meskipun aku telah menyedihkan hatimu dengan
suratku itu, namun aku tidak menyesalkannya. Memang pernah aku menyesalkannya,
karena aku lihat, bahwa surat itu menyedihkan hatimu — kendatipun untuk seketika saja lamanya — , namun sekarang aku bersukacita, bukan
karena kamu
telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu
membuat kamu bertobat. Sebab dukacitamu itu adalah menurut kehendak Allah,
sehingga kamu sedikitpun tidak dirugikan oleh karena kami. Sebab dukacita
menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan
yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan
kematian. (2 Kor 7:8-10, penekanan ditambahkan)
Paulus menulis suratnya yang kedua kepada jemaat
Korintus (yang berarti mereka adalah orang-orang Kristen) dan setelah
tegurannya yang tajam kepada mereka dalam suratnya yang pertama, dia amat
senang mereka telah memperhatikan kata-katanya, berubah dari cara-cara jahat
yang sebelumnya mereka sendiri telah lakukan. Dalam suratnya yang sebelumnya ia
menegur mereka karena mempraktekkan kejahatan seperti itu yang bahkan tidak
dikenal di kalangan orang tidak beriman:
Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di
antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat
sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada
orang yang hidup dengan isteri ayahnya. (1 Kor 5:1)
Mari kita lihat kata Yunani yang digunakan untuk
kata "keselamatan" dalam 2 Korintus 7:10:
G4991 σωτηρία (so-tay-ree'-ah)
Bentuk feminin dari suatu turunan G4990 sebagai
kata benda (tepatnya abstrak); penyelamatan atau keadaan selamat (fisik atau
moral): - kelepasan, kesehatan, keselamatan, menyimpan, memelihara.
Paulus tidak mengatakan bahwa orang percaya akan
kehilangan keselamatan mereka jika mereka bertahan dalam pekerjaan-pekerjaan kejahatan ini,
ia mengatakan bahwa
berpalingnya mereka dari
hal-hal ini sebenarnya telah
menyelamatkan mereka dari seluruh konsekuensi mengerikan dari suatu tumpukan
sakit hati dan rasa sakit di kemudian hari. Bayangkan saja konflik yang akan
ada di gereja jika diketahui bahwa seorang anak laki-laki tidur dengan ibunya!
Tetapi karena orang-orang ini mengubah pemikiran
mereka dan menyadari bahwa perilaku mereka benar- benar tidak sejalan dengan
identitas mereka sebagai orang-orang percaya yang telah disucikan, dibersihkan
dan diampuni, mereka termotivasi untuk mengubah jalan-jalan mereka, sehingga
Paulus memuji mereka mengenai hal ini, dalam suratnya yang kedua:
Aku sangat berterus terang terhadap kamu; tetapi
aku juga sangat memegahkan kamu. Dalam segala penderitaan kami aku sangat
terhibur dan sukacitaku melimpah-limpah. (2 Kor 7:4)
Perlu dicatat bahwa motivasi mereka untuk mengubah
perilaku mereka bukanlah karena suatu ancaman akan hukuman maupun bahaya
kehilangan keselamatan mereka: itu adalah pewahyuan bahwa mereka dengan tanpa
syarat dicintai oleh Allah terlepas dari perilaku jahat mereka! Janji-janji dan
cinta Tuhan kepada mereka tetap berlaku terlepas dari perilaku mereka dan ini
menghasilkan perubahan hati mereka. Lihatlah kata-kata pembukaan dari pasal
yang sama ini:
Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita
sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua
pencemaran jasmani… (2 Kor 7:1a, penekanan ditambahkan)
Paulus mengatakan kepada mereka bahwa karena mereka
memiliki janji-janji Allah (kasih, berkat, kehidupan kekal, dll) mereka
seharusnya bertindak sejalan dengan itu, bukan bahwa Allah akan menolak atau
menghukum mereka karena pelanggaran-pelanggaran mereka.
Contoh 3
Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka
sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka
harus bertobat. (Kis 17:30, penekanan ditambahkan) ≈ Masa kebodohan kita itu
sudah dilupakan oleh Allah, tetapi sekarang Ia menyuruh semua orang di seluruh
dunia bertobat dari dosa-dosa mereka.
Dalam pasal ini Paulus sedang memberitakan Injil
kepada orang-orang yang tidak percaya di Athena:
Sementara Paulus menantikan mereka di Atena, sangat
sedih hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan patung-patung
berhala. Karena itu di rumah ibadat ia bertukar pikiran dengan orang-orang
Yahudi dan orang-orang yang takut akan Allah, dan di pasar setiap hari dengan
orang- orang yang dijumpainya di situ. (Kis 17:16-17)
Paulus sedang memberitahu orang-orang yang
sepenuhnya berserah kepada penyembahan berhala, untuk bertobat dan
diselamatkan. Dia mendesak mereka untuk menempatkan kepercayaan mereka kepada
Tuhan yang "tidak dikenal" dalam ayat 23. Mereka punya begitu banyak
dewa dan kuil-kuil dan patung-patung di kota mereka sehingga seseorang bahkan
telah mendirikan sebuah mezbah yang telah didedikasikan untuk "Allah yang
tidak dikenal". Paulus kemudian menggunakan ini sebagai kesempatan untuk
memberitahu mereka tentang Yesus Kristus dan kebangkitan, pengetahuan yang
tidak mereka miliki sebelumnya. Dan oleh kasih karunia Allah, beberapa orang
dilahirkan kembali pada hari itu!
Contoh 4
Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang
dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat. Tetapi mula-mula aku memberitakan
kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea,
dan juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka harus bertobat dan berbalik
kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan
itu. (Kis 26:19-20, penekanan ditambahkan) ≈
Karena itu, Baginda Agripa, saya
selalu berusaha taat kepada penglihatan yang telah saya terima dari Allah itu.
Dengan terus terang saya memberitahukan kepada orang-orang bahwa mereka harus
bertobat dari dosa-dosa mereka dan menyerahkan diri kepada Allah serta
menunjukkan dalam hidup mereka bahwa mereka sudah bertobat dari dosa-dosa
mereka. Saya memberitahukan hal itu mula-mula di Damsyik, kemudian di Yerusalem
dan di seluruh Yudea dan di antara orang-orang bukan Yahudi. (Kis 26:19-20 BIS,
penekanan ditambahkan)
Di sini Paulus menjelaskan bagaimana dia mengatakan
kepada orang bukan Yahudi (orang-orang tidak percaya) untuk bertobat
(dilahirkan kembali) dan kemudian, seperti dalam contoh 2 kita, dia memotivasi
mereka untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan siapa mereka
jadinya setelah mereka bertobat: orang-orang percaya lahir baru yang telah
disucikan, diampuni, kudus. Oleh karena itu kedua ayat ini mengenai orang-orang
tidak percaya dan kemudian juga untuk orang-orang percaya.
Contoh 5
Sungguhpun
demikian aku tidak
pernah melalaikan apa
yang berguna bagi
kamu. Semua kuberitakan dan
kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan- perkumpulan
di rumah kamu; aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan
orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada
Tuhan kita, Yesus Kristus. (Kis
20:20-21, penekanan ditambahkan)
Sekali lagi Paulus sedang mengatakan kepada
orang-orang tidak percaya untuk menaruh iman mereka di dalam Kristus (seperti
dalam contoh 2), dengan menyebutnya "pertobatan kepada Tuhan ".
Pertobatan Dari Perbuatan-perbuatan yang sia-sia
Mungkin salah satu ayat-ayat yang paling penting
tentang pertobatan ditemukan dalam Ibrani 6. Buku ini ditulis kepada
orang-orang Yahudi yang telah dilahirkan kembali, tetapi mereka masih berpegang
pada beberapa tradisi dan kebiasaan-kebiasaan hukum mereka. Namun mereka adalah
orang-orang Kristen.
Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama
dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh.
Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan- perbuatan yang
sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, (Ibr 6:1, penekanan ditambahkan) ≈
Sebab itu, marilah kita tinggalkan diskusi mengenai asas-asas mendasar dari
ajaran Kristus, marilah kita berlanjut ke kesempurnaan. Janganlah kita masih
meletakkan lagi dasar pertobatan dari karya- karya mati) dan iman kepada Allah.
(Ibr 6:1, terjemahan NKJV, penekanan ditambahkan) Therefore, leaving the
discussion of the elementary principles of Christ, let us go on to perfection,
not laying again the foundation of repentance from dead works and of faith
toward God ≈ Sebab itu, marilah kita
maju ke pelajaran-pelajaran yang
lebih lanjut tentang kedewasaan kehidupan Kristen, dan jangan hanya
memperhatikan asas-asas pertama ajaran agama kita. Jangan kita mengulangi lagi
pelajaran dasar bahwa orang harus berhenti melakukan hal-hal yang tidak
berguna dan harus percaya kepada Allah
(Ibr 6:1 BIS, penekanan ditambahkan)
Penulis
kitab Ibrani sedang
mendaftarkan sedikit fondasi-fondasi
dasar dari iman
Kristen, antara lain "pertobatan dari
perbuatan-perbuatan yang sia-sia". Ketika kita mencoba untuk mendapatkan
persetujuan Allah dengan membaca Alkitab, persepuluhan, mendoakan doa yang
panjang, bergabung dengan pelayanan
penjangkauan atau bahkan memberikan semua yang kita
miliki, hal itu disebut "perbuatan-perbuatan yang sia-sia", karena
keamanan dan rasa memiliki kita didasarkan pada apa yang kita lakukan dan bukan
pada apa yang telah Yesus lakukan bagi kita.
Dalam arti luas kitab Ibrani adalah ringkasan dari
keunggulan Akad Baru terhadap Lama, dimana Akad Baru didasarkan pada karya
salib yang sudah selesai dan kita hanya percaya pada apa yang Allah sudah
lakukan bagi kita dan Akad Lama didasarkan atas ketaatan hukum seremonial dan
agama, didasarkan atas janji-janji yang lebih inferior dan tradisi-tradisi
manusia. Oleh karena itu dalam Ibrani 6:1
di atas, penulis tidak berbicara
tentang kita harus bertobat dari dosa-dosa kita, melainkan untuk berhenti
berusaha mendapatkan keselamatan kita dan berhenti berusaha begitu keras
untuk menyenangkan Tuhan, karena Dia
sudah senang dengan kita karena kita adalah anak-anak-Nya!
Sebagai ringkasan, ketika seorang tidak percaya
bertobat itu berarti mereka menempatkan iman mereka kepada Allah dan dilahirkan
kembali. Ketika seorang percaya bertobat itu hanya berarti mereka mengubah
pemikiran mereka untuk menjadi sejalan dengan pikiran Allah, meninggalkan
perbuatan-perbuatan yang tidak menggambarkan identitas sejati mereka sebagai
orang percaya yang telah diampuni dan disucikan. Ini juga berarti meninggalkan
perbuatan-perbuatan yang sia-sia, yang berarti berhenti berusaha untuk
dibenarkan melalui tingkat ketaatan mereka sendiri dan mulai bergantung pada
karya salib yang sudah selesai dan darah Yesus, yang mengaruniakan kepada
orang-orang percaya akses tak terbatas kepada perkenanan dan penerimaan Allah.
Bertobat tidak berarti untuk duduk dalam kain
kabung dan abu dan memohon ampun kepada Tuhan setiap kali kita membuat
kesalahan, karena hal ini akan mengabaikan pengorbanan Kristus yang sempurna
100% sekali untuk semua, dan mempercayai bahwa dosa kita lebih kuat daripada
darah Kristus:
Dan
karena kehendak-Nya inilah
kita telah dikuduskan
satu kali untuk
selama-lamanya oleh persembahan
tubuh Yesus Kristus. (Ibr 10:10, penekanan ditambahkan)