KESALAH PAHAMAN NO 2: PENGKHOTBAH HYPER-GRACE MENENTANG PENGAKUAN DOSA
"Pengkhotbah 'hyper-grace' bilang adalah salah mengaku dosa. Mereka bilang pengakuan adalah bentuk ketidakpercayaan."
Sesungguhnya, setiap pengkhotbah 'hyper-grace' percaya pada kuasa pengakuan. Kami mengatakan hal-hal seperti, "Pengakuan itu baik bagi anda," atau "Pengakuan itu menyehatkan."
Tapi apa itu pengakuan?
Seperti
halnya kata 'pertobatan', kata 'pengakuan' sudah dirusak dalam mesin
agamawi bikinan manusia. Bukannya membawa kesembuhan bagi yang terluka
dan kehidupan bagi yang mati, pengakuan dianggap sebagai 'bea masuk' ke
dalam rumah kasih karunia. "Kamu ingin bersih? Bertobat dululah kamu hai
pendosa menyedihkan! Beritahu Allah rahasia-rahasia kotormu."
Tapi itu bukanlah pengakuan.
Secara
harfiah, mengaku berarti setuju/sepakat dengan, atau mengatakan hal
yang sama dengan pihak lain. Pengakuan yang sehat adalah sepakat dengan
Allah. Pengakuan adalah mem-verbal-kan (memperkatakan) iman terhadap
kebaikan-Nya dan mengakui ketergantungan anda terhadap Dia (Roma
10:9-10). Sama dengan mengatakan, "Tuhan, aku percaya Engkau setia dan
benar dan akan melakukan semua yang telah Kau janjikan."
Namun
ada orang-orang yang memiliki definisi berbeda mengenai pengakuan.
Mereka sangka pengakuan adalah sesuatu yang harus anda lakukan untuk
membuat diri anda bersih, benar dan diampuni. "Aku harus memeriksa semua
dosaku supaya menerima pengampunan."
Ini pekerjaan sia-sia. Mengaku-supaya-diampuni ibarat mencuci dengan air kotor. Tak peduli seberapa keras anda menggosok, anda tak akan bisa membuat diri anda bersih.
Ini pekerjaan sia-sia. Mengaku-supaya-diampuni ibarat mencuci dengan air kotor. Tak peduli seberapa keras anda menggosok, anda tak akan bisa membuat diri anda bersih.
Pengakuan
tanpa iman menaruh fokus kepada anda dan apa yang telah anda lakukan,
tapi pengakuan yang didasari iman menaruh fokus kepada Kristus dan apa
yang telah Dia lakukan untuk anda.
Apakah ini artinya anda tak perlu lagi mengaku, atau apakah pengakuan dosa itu salah? Bukan begitu.
Pengakuan yang alkitabiah baik buat anda, karena menolong anda untuk berjalan dalam kasih karunia yang Allah telah sediakan.
Pengakuan yang alkitabiah baik buat anda, karena menolong anda untuk berjalan dalam kasih karunia yang Allah telah sediakan.
Steve McVey menulis :
Apakah ada tempat dalam kehidupan Kristen bagi pengakuan? Ya, jika
pengakuan berarti mengakui kebodohan tidak menaati Bapa dan memuji Dia
karena kita TELAH diampuni dan diterima oleh-Nya.
Salah satu penjelasan yang paling jelas mengenai pengakuan datang dari Max Lucado :
Pengakuan
bukanlah mengungkapkan keluhan. Jika saya hanya mengungkapkan keluhan
saya dan mengungkit-ungkit segala kesusahan saya, itu namanya merengek
... Pengakuan jauh melebihi itu. Pengakuan adalah ketergantungan yang
radikal terhadap kasih karunia. Sebuah proklamasi kepercayaan kita
terhadap kebaikan Allah. "Apa yang kulakukan memang buruk," kita
mengakui, "tapi kasih karunia-Mu jauh lebih besar dari dosaku, aku
mengakui itu." Jika pemahaman kita mengenai kasih karunia 'sempit', maka
pengakuan kita juga 'sempit' : ogah-ogahan, ragu-ragu, banyak batasan
dan syarat, penuh ketakutan akan penghukuman. Sebaliknya, pemahaman yang
luas dan dalam akan menghasilkan pengakuan yang jujur.
Kita
bertobat dan mengaku bukan supaya Allah mengampuni kita. Kita bertobat
dan mengaku KARENA Allah SUDAH mengampuni kita. Pertobatan dan pengakuan
anda tidak mengubah Allah, tapi itu pasti mengubah anda. Pengakuan akan
menolong anda menerima kasih karunia Allah yang mengubahkan hidup.
Seperti dikatakan Clark Whitten, "Pengakuan adalah untuk kesembuhanku,
bukan untuk mendapat pengampunan Allah."
Orang-orang
yang tidak memahami hal ini akan menyebutkan 1 Yohanes 1:9 yang
tampaknya mengatakan pengampunan Allah tergantung kepada pengakuan dosa
kita. Ayat ini telah demikian banyak disalahpahami sehingga
disebut-sebut di hampir semua buku mengenai kasih karunia.
Memparafrasekan ungkapan Andrew Farley, Yohanes tidak mungkin bermaksud mengatakan Allah mengampuni kita sesuai dengan pengakuan kita, karena beberapa ayat kemudian ia mengatakan kita diampuni dalam nama Yesus. (Lebih jauh dibahas Bagian C)
Memparafrasekan ungkapan Andrew Farley, Yohanes tidak mungkin bermaksud mengatakan Allah mengampuni kita sesuai dengan pengakuan kita, karena beberapa ayat kemudian ia mengatakan kita diampuni dalam nama Yesus. (Lebih jauh dibahas Bagian C)
Saat
anda berdosa, tidak perlu iman untuk menghukum diri dan bersepakat
dengan si pendakwa yang menyebut anda pendosa. Tapi diperlukan iman
untuk memandang salib dan berkata, "Terimakasih, Yesus, karena telah
menanggung semua dosaku." Dibutuhkan iman untuk memuji Bapa karena kasih
karunia-Nya yang melimpah-limpah yang jauh lebih besar dari segala
pelanggaran anda. Dan dibutuhkan iman untuk bersepakat dengan Roh Kudus
yang mengatakan -tak peduli apa yang anda lakukan- anda tetaplah orang
benar, diterima dan dikenan Allah.
diambil dari : Paul Ellis : Hyper-grace Gospel
Tambahan :
1 Yohanes 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
menurut kamus Bahasa Indonesia :
membenarkan (tuduhan dsb terhadap dirinya)
dalam hal ini apabila seseorang melakukan dosa, orang itu membenarkan telah melakukan dosa.
Apakah menurut sobat -mengaku dosa- dan -minta ampun dosa- adalah hal sama? saya rasa tidak, mengaku dosa menurut saya adalah suatu tindakan karena telah menerima pembenaran, sedangkan minta ampun dosa kita belum tentu diberi ampun oleh orang yang telah kita langgar ketetapannya.
itu menurut saya :) sebagaimana dalam 1 Yohanes 1 : 9 disebutkan di atas
karena dosa-dosa kita telah diampuni, baik dosa lalu, sekarang dan yang akan datang. Diamana dasar dari pernyataan tersebut? sobat bisa membaca dalam Ibrani 9:12 terjemahan aslinya tertulis :
Hebrew 9:12 Neither by the blood of goats and calves, but by His own blood He entered in once into the holy place, having obtained eternal redemption for us.
Jika diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia :
dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat penebusan yang kekal.
entah kenapa dalam TIB diartikan dengan kelepasan yang kekal
Bahwa Yesus mati di Golgota, membawa darahNya sendiri masuk kedalam Tempat maha Kudus dimana Bapa berada supaya kita pun, melalui darah Yesus beroleh perkenanan Bapa masuk ke dalam ruang maha kudusNya tanpa melihat dosa-dosa kita tetapi Bapa melihat persembahan korban Yesus yang berkenan bagiNya yang kudus tidak bercacat cela, dan persembahan ini tidak berlaku 1 kali untuk setiap tahun seperti yang dilakukan imam-imam tetapi sebagai penebusan 1 kali untuk selama-lamanya. Haleluyah !!!
Biarlah kita tidak didakwa lagi oleh iblis, bahkan tidak didakwa lagi oleh diri kita sendiri bahwa kita tidak layak dihadapan Bapa, tetapi oleh Yesus Kristus kita telah dilayakkan bahkan kita telah diangkat menjadi anakNya. supaya jangan lagi kamu didakwa oleh dosa-dosamu karena segala dosa-dosamu telah diampuni. Terima kasih Yesus.