Menanti Janji BAPA


Shallom Sobat, 

Pernahkah sobat merasa doa-doa sobat dijawab Tuhan? pasti pernah, kita pasti merasa sukacita dan sangat amat senang, bersyukur banget, kita pasti mampu berkata "Tuhan Yesus keren banget, Dahsyat banget, Tuhan Yesus Baek banget, dan sebagainya.

Tapi mampukah kita dengan perasaan yang sama, dengan perkataan yang sama kita bisa ucapkan, kita bisa rasakan, saat Bapa, Tuhan kita mengambil sesuatu yang kita peroleh sebagai jawaban doa kita dalam sekejap, misalnya : kita berdoa agar kita punya mobil tapi dalam beberapa hari kemudian mobil kita hilang ataupun rusak parah. Pasti mungkin yang kita rasakan adalah sedih, mungkin juga kecewa, ataupun bahkan kita bisa marah, entah itu marah dengan orang-orang sekitar kita karena terbawa emosi (sekalipun orang itu tidak ada hubungannya :D ) ataupun kita malah menyalahkan Tuhan dan berkata, Tuhan kenapa sih bisa gini, apa dosa saya? apa salah saya Tuhan? Apa Tuhan gak sayang sama saya? apa saya gak layak Tuhan?

Kita mengenal Abraham adalah Bapa dari orang percaya, dan oleh percayanya Bapa memperhitungkannya sebagai kebenaran. Pada masa tuanya, Abraham dijanjikan oleh Bapa untuk memiliki keturunan seperti pasir di pantai dan seperti bintang banyaknya, dan setelah istrinya (Sara) memperanakkan ishak, dan setelah Ishak tumbuh Bapa menguji iman Abraham untuk mempersembahkan anaknya sebagai korban bakaran. 

Jika kita dihadapkan pada persoalan tersebut, apa yg kita lakukan? sedih? kecewa? mungkin begitu juga dengan Abraham, tapi apa yang lebih besar dari perasaan tersebut dalam diri Abraham, ya... yang besar adalah rasa percayanya kepada janji-janji Bapa, Abraham tau yang memberi jaminan atas hidupnya adalah Tuhan Allah yang maha tinggi. Abraham percaya bahwa apa yang diucapkan Tuhan tidak akan pernah diingkari, bahwa Bapa menjamin bahwa ia akan beranak cucu dan bertambah banyak. 

Kadang kita hanya mengucap syukur dalam keadaan saat kita dalam sukacita, tapi seringkali kita bersedih, putus asa, bahkan berteriak atau bersungut2 kepada Tuhan dalam keadaan kesesakan kita. Bukankah Tuhan berfirman dalam 2 Petrus 3:9A "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat". Janji Tuhan adalah jaminan bagi kita, sebagai token dalam hidup kita, suatu hal yang tidak dapat dibatalkan dan tidak dapat dihilangkan atas hidup kita, sebab hidup kita telah diubahkannya dari tidak layak menjadi layak, karena korban yang mahal yaitu darah Kristus Yesus yang telah ditumpahkan bagi kita.

Kita mengenal bahwa Tuhan Yesus adalah Bapa kita, Bapa yang baik, Bapa yang setia, Bapa yang kekal, Bapa yang adil dan Bapa yang adalah Kasih. Tak ada satupun kuasa yang dapat memisahkan kita dari Kasih Bapa. seharusnya kita tidak hanya mengucap syukur dan berterima kasih pada saat doa kita dijawab, atau pun saat kita senang, kita sebaiknya belajar dan pahan dalam keadaan apapun Bapa tetap akan menggenapi janji-Nya, aminnnn...

Dalam beberapa minggu lalu saya sangat diberkati dengan kesaksian saudara saya, dimana dalam keadaan kehilangan anak yang dikasihinya dia mampu mengalahkan kesedihan / dukanya dengan percaya bahwa janji Bapa digenapi dalam kehidupannya. Dalam kehidupan pernikahannya selama beberapa tahun,  Tuhan menjawab doa pergumulannya yakni menerima kasih Bapa melalui kelahiran anaknya. setelah masa mengandung 8 bulan lebih dan beberapa saat menjelang kelahiran putra yang dinantikannya, dokter memvonis bahwa anak yang dikandungnya meninggal dunia dalam rahim istrinya. Apa yang dirasakan dan diucapkan saudara saya ini bahwa Tuhan itu sangat baik, walaupun ia kehilangan anak yang sangat dinantikannya, tetap ia mengatakan bahwa Tuhan Yesus sangat baik, saya sangat diberkati dengan ketaatannya dan bagaimana karakter Yesus yang ada dalam dirinya dinyatakan Tuhan dan saya pun secara tidak langsung dijamah Tuhan melalui kesaksian saudara saya tersebut.
berikut cuplikan kesaksian saudara saya tersebut : klik disini

Masih ingat saat Petrus dan murid-murid yang lain melihat Yesus berjalan di atas air ? Matius 14: 29-30 Firman Tuhan berkata : 

14:29 Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
14:30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"

Tiupan angin berbicara mengenai permasalahan, kesesakan bahkan intimidasi iblis, seringkali kita melihat seakan permasalahan kita sangat besar dan mengabaikan janji Bapa dalam kehidupan kita. Meskipun sekeliling mengolok-olok, mengutuk, dan merendahkan diri kita, kita harus senantiasa melihat dan percaya Bapa bekerja dan Bapa telah berjanji bahwa Firman-Nya pasti digenapi sempurna dan segera, dan tidak ada satupun kuasa yang dapat memisahkan kita dari Kasih Bapa. Haleluyah !!!







Popular posts from this blog

Kedewasaan Iman

VISI dan MISI Grace of Christ Community Church

Nama Yesus adalah Kekuatan dan Kuasa bagi kita