KESALAH PAHAMAN MENGENAI GRACE GOSPEL (I)

 SALAH PAHAM NO.1 : PENGKHOTBAH HYPER-GRACE MENENTANG PERTOBATAN

"Para pengkhotbah 'hyper-grace' (yang mengkhotbahkan kasih karunia murni Yesus yang 'superabounding' - berlimpah dan tak ada batasnya) mengatakan pertobatan tidak diperlukan. Mereka menganggap pertobatan sebagai ketidakpercayaan."

Padahal, pengkhotbah hyper-grace sangat mendukung pertobatan, bukan menentangnya. Kami mengatakan hal seperti "pertobatan itu penting" dan "pertobatan harusnya menjadi gaya hidup kita." Kami sungguh mendukung pertobatan, karena tanpanya tak seorangpun bisa menerima kasih karunia Allah.

Tapi apa sebenarnya 'pertobatan' itu?                       
Pertobatan adalah salah satu kata yang memiliki arti berbeda bagi orang yang berbeda. Orang dengan pola pikir berorientasi perbuatan biasanya menafsirkan pertobatan sebagai berbalik dari dosa. 
Pertobatan adalah sesuatu yang anda lakukan (berbalik) sebagai hasil dari sesuatu yang telah anda lakukan (berdosa). Ibarat memperbaiki apa yang telah anda rusak. Ibarat mencoba menebus kesalahan anda. Ibarat menganyam daun ara untuk menutupi cela anda.

Sebaliknya, pertobatan yang didasari iman selalu dilakukan sebagai respon terhadap sesuatu yang TELAH Allah lakukan. Pertobatan adalah perubahan hati dan pikiran anda yang terjadi saat anda bertemu dengan kasih karunia-Nya.

Injil campuran (mixed-grace gospel = 'injil' yang mencampurkan kabar baik kasih karunia dengan hukum Taurat) akan mendefinisikan pertobatan sebagai seperangkat perilaku yang dianjurkan (contoh : berbalik dari dosa) dan emosi (contoh : penyesalan dan kesedihan). Tapi mewajibkan orang untuk bertobat dengan cara demikian sama dengan menaruh orang tersebut di bawah Taurat.

Buah pertobatan bisa memiliki 101 bentuk berbeda -jangan membatasi Allah- tapi pertobatan itu sendiri sebenarnya adalah perubahan pikiran. Itulah arti harfiah kata tersebut.

Watchman Nee menuliskannya demikian :
Pertobatan ... berarti perubahan pikiran!
Dulu saya pikir dosa adalah hal yang menyenangkan, tapi kini saya telah berubah pikiran soal itu;
Dulu saya pikir dunia adalah tempat yang menarik, tapi kini saya lebih tahu tentang itu;
Dulu saya anggap menjadi orang Kristen adalah sesuatu yang menyedihkan, tapi kini saya berubah pikiran;
Dulu saya pikir hal-hal tertentu adalah sesuatu yang mengasyikkan, tapi kini saya tahu hal-hal itu adalah sesuatu yang jahat;

Sementara hal-hal yang dulu saya pikir tak ada artinya, kini saya pikir itulah yang paling berharga.
Itulah perubahan pikiran, dan itulah yang namanya pertobatan. Tak ada kehidupan yang benar-benar diubahkan tanpa adanya perubahan pikiran yang demikian. 
 
~ The Normal Christian Life
Kita semua setuju bahwa pertobatan adalah hal baik, tapi bagaimana kita membuat orang mau bertobat?
Pengkhotbah injil campuran akan menggunakan 'stick and carrot' [stick atau hajaran yang didapat jika tidak taat/tidak melakukan; carrot atau hadiah yang didapat jika taat].
'Hadiah' ("Berbaliklah dari dosa jika anda ingin melihat Tuhan") atau 'hajaran' ("Jika anda tidak berbalik, anda akan tanggung akibatnya"). Ini adalah cara daging, bukan iman.

Pertobatan macam ini akan membuat anda mengandalkan upaya-upaya pertobatan anda sehingga anda melewatkan kasih karunia. Seperti orang Farisi. Mereka berbalik dari dosa setiap hari namun tidak mengenali Sang Kasih Karunia Allah, bahkan saat Ia datang dan berdiri di antara mereka.

Pengkhotbah 'mixed-grace' berkata, "Kita harus lebih banyak mengkhotbahkan pertobatan," seolah itu bisa memotivasi orang untuk bertobat. Tapi itu tak akan bisa.

Di dalam Kitab Suci hanya ada satu hal yang dijamin bisa menuntun orang kepada pertobatan, dan itu adalah pewahyuan kebaikan Allah :
... kebaikan Allah dimaksudkan untuk menuntun kamu kepada pertobatan. (Roma 2:4b, terjemahan English Standard Version)
Pertobatan bukan melakukan sesuatu atas dosa anda. 
 
Pertobatan adalah merespon positif kebaikan dan kasih karunia Allah. Lihatlah Zakheus, si pemungut cukai yang korup. Sang Kasih Karunia Allah berjalan memasuki rumahnya dan ia berubah menjadi orang yang berbeda.

John Sheasby menjelaskannya demikian :
Kebaikan dalam pribadi Yesus menciptakan sebuah lingkungan yang nyaman dan aman -sehingga meskipun tak ada tekanan untuk berubah- Zakheus merasa dirinya ingin dan memilih untuk berubah. Kebaikan Allah yang diekspresikan dalam Yesus menghasilkan pertobatan sejati.

Bagaimana pengkhotbah hyper-grace mendorong pertobatan? Dengan mengkhotbahkan kebaikan Allah yang disingkapkan dalam Yesus.

Injil campuran katakan, "Kamu harus bertobat!", tetapi Injil 'hyper-grace' katakan, "Pandang Yesus!"
Di bawah perjanjian lama (old covenant), fokus pertobatan adalah anda dan keburukan anda; tetapi di bawah perjanjian yang baru (new covenant) fokusnya adalah kepada Dia dan kebaikan-Nya.

Saat anda menyadari Tuhan yang penuh kasih karunia itu memandang anda dengan penuh kasih dan sayang, anda akan bertobat. Anda akan berbalik dari dosa kepada Dia bukan karena anda 'disuap' dengan hadiah atau diancam dengan hajaran; tapi karena Yesus jauh lebih menarik daripada segala yang ditawarkan oleh dunia. Dialah Keindahan yang menarik kita kepada-Nya.

Saat Yesus berkata, "Bertobatlah dan percayalah kepada kabar baik" (Markus 1:15), yang Dia maksudkan adalah, "Inilah kabar baik kasih karunia Allah - ubah cara pikirmu yang skeptis dan percayalah."
Kalau anda ingin melihat lebih banyak pertobatan, beritakan kabar baik kebaikan Allah. Beritakan pada orang-orang mengenai kebaikan Allah yang ada dalam Yesus.

[Paul Ellis : Myth 1 : Hyper-grace preachers are against repentance; in Hyper-grace Gospel pp 23-25]
diambil dari buku Hyper Grace by Paul Ellis - 

Popular posts from this blog

Kedewasaan Iman

VISI dan MISI Grace of Christ Community Church

Nama Yesus adalah Kekuatan dan Kuasa bagi kita